RADAR69.ID – Jakarta, Peristiwa bocah tewas tenggelam kembali mengguncang publik. Kali ini, tiga bocah tewas tenggelam di lubang galian proyek Tol Jakarta–Cikampek 2 di Setu, Kabupaten Bekasi. Ketiganya tenggelam ketika bermain air di lokasi proyek yang tergenang akibat hujan, memunculkan sorotan soal pengawasan anak dan keamanan area proyek. Kasus bocah tewas tenggelam ini menambah daftar tragedi akibat minimnya pengamanan fasilitas publik.
Baca Juga: Haru! Nenek Inggris Terpidana Mati Kasus Narkoba di Bali Akhirnya Dipulangkan Setelah 10 Tahun
Tiga Bocah Tewas Tenggelam di Galian Proyek Tol Japek 2
Tiga anak berinisial RD (7), CBT (8), dan RF (7) tewas tenggelam pada Selasa (4/11/2025) sore saat bermain di area galian proyek pembangunan Tol Jakarta–Cikampek 2 sisi selatan di Desa Tamansari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Mereka diduga masuk ke dalam genangan bekas galian sedalam sekitar 1,8 meter yang terisi air hujan.
Menurut kepolisian, para korban awalnya bermain bersama empat teman lainnya. Satu anak tidak ikut berenang sehingga berhasil selamat dan menjadi saksi kunci dalam kejadian ini.
Kapolsek Setu AKP Usep Aramsyah mengatakan genangan air terbentuk karena curah hujan tinggi dalam dua hari terakhir.
“Di lokasi ada lubang sedalam sekitar 1,8 meter, sementara genangan air di sekitarnya rata-rata hanya 50 sentimeter,” kata Usep dalam keterangannya.
Ia menjelaskan penggalian dimulai beberapa hari sebelumnya. Ketika hujan mengguyur, air memenuhi lubang sehingga terlihat seperti kubangan dangkal dan menarik perhatian anak-anak.
“Penggalian dimulai pada Sabtu, karena curah hujan tinggi selama dua hari terakhir, terbentuklah genangan air yang akhirnya memancing anak-anak bermain di sana,” ujar Usep.
Saksi: Anak Lompat, Dua Coba Menolong
Salah satu saksi mata, Sumiyati (19), menuturkan tragedi bermula saat satu anak melompat ke dalam genangan. Dua temannya yang melihat coba menolong, namun justru ikut tenggelam.
“Kemungkinan satu anak terjun duluan, dua temannya mau nolong tetapi ikut tenggelam. Kedalamannya sekitar tiga meter,” ujar Sumiyati.
Warga yang melihat kemudian berusaha menolong, namun ketiganya sudah ditemukan tidak bernyawa ketika dievakuasi.
Rambu Peringatan Ada, tapi Jauh dari Lokasi Bahaya
Pihak kepolisian menyebut area proyek sebetulnya sudah dipasang rambu larangan masuk. Namun, rambu tidak berada tepat di titik bahaya dan sulit terlihat anak-anak.
“Sudah ada himbauan untuk tidak mendekat ke area proyek. Tapi kami melihat pemasangannya tidak berada tepat di lokasi yang berbahaya, melainkan sekitar 50 sampai 100 meter dari titik kejadian,” jelas Usep.
Polisi telah memasang garis polisi dan memeriksa enam saksi, termasuk pekerja proyek dan anak yang selamat, untuk memastikan alur kronologi dan mendalami kemungkinan kelalaian keselamatan proyek.
Imbauan Usai Bocah Tewas Tenggelam
AKP Usep menyampaikan imbauan kepada pihak proyek agar lebih memperhatikan standar keamanan, seperti pemasangan pagar, rambu jelas, dan pengawasan lokasi terbuka. Ia juga meminta orang tua meningkatkan pengawasan anak, terutama setelah hujan atau di sekitar area pembangunan.
“Kami mengimbau agar setiap pihak proyek lebih memperhatikan keselamatan lingkungan sekitar agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Usep.
Ketiga jenazah telah dimakamkan di pemakaman dekat rumah keluarga masing-masing. Duka dan keheningan menyelimuti keluarga dan warga sekitar yang masih terpukul atas tragedi bocah tewas tenggelam ini.
