RADAR69.ID – Jakarta, Peristiwa banjir rob Kepulauan Seribu terjadi pada Minggu siang (23/11/2025) dan merendam lima RT di dua kecamatan. BPBD DKI Jakarta melaporkan kenaikan muka air laut dipengaruhi pasang maksimum yang bertepatan dengan fase bulan baru, sehingga memicu genangan di beberapa pulau.
Baca Juga: Cekcok Sesama Pemotor di Bandung Berujung Maut, Pria Tewas Ditusuk!
Sebaran Banjir Rob di Dua Kecamatan
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyebut satu RT di Kelurahan Pulau Harapan tergenang air setinggi 15 sentimeter dan masih dalam penanganan petugas.
Tiga RT di Kelurahan Pulau Pari serta satu RT di Kelurahan Pulau Tidung juga terdampak banjir rob dengan ketinggian air sekitar 10 sentimeter.
Penanganan Cepat Banjir Rob Kepulauan Seribu oleh BPBD
BPBD DKI telah mengerahkan personel ke seluruh titik genangan untuk melakukan pemantauan langsung. Koordinasi lintas dinas juga dilakukan agar penanganan berlangsung cepat dan terstruktur.
“Kami sudah berkoordinasi dengan SDA, Bina Marga, dan Gulkarmat untuk penyedotan air serta memastikan alur-alur drainase berfungsi,” jelas Yohan.
Pihak kelurahan dan kecamatan juga dilibatkan untuk menyiapkan kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak. BPBD menargetkan seluruh genangan dapat surut dalam waktu singkat.
“Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata Yohan.
Peringatan dan Imbauan
BPBD mengimbau masyarakat pesisir agar tetap waspada terhadap potensi genangan susulan. Masyarakat diminta memperhatikan perubahan kondisi air laut, terutama warga yang tinggal di area rendah dan dekat garis pantai.
“Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ujar Yohan.
Faktor Penyebab Banjir Rob Kepulauan Seribu
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi banjir rob Kepulauan Seribu pada periode 18–26 November 2025. Fenomena pasang maksimum yang bertepatan dengan fase bulan baru menyebabkan peningkatan ketinggian air laut di wilayah pesisir utara Jakarta.
“Hal tersebut menyebabkan kenaikan Pintu Air Pasar Ikan Siaga/Siaga 1 pada Hari Minggu (23/11) pukul 10.00 WIB dan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta,” jelas Yohan.
Selain faktor pasang, hembusan angin utara disebut memperparah kondisi sehingga air laut naik lebih tinggi dari biasanya.
