RADAR69.ID – Jakarta, Peristiwa gempa dahsyat Jepang berkekuatan M7,5 mengguncang wilayah timur laut pada Senin malam, memicu peringatan tsunami dan menyebabkan sedikitnya 30 orang terluka. Getaran kuat dari gempa ini merusak jalan, memutus aliran listrik di ribuan rumah, serta memaksa lebih dari 28 ribu warga mengungsi di tengah cuaca dingin. Pemerintah Jepang membentuk satgas darurat untuk menangani dampak gempa yang terus berkembang, termasuk potensi gempa susulan.
Baca Juga: Ngeri! Banjir Sumatera Tewaskan Ratusan Warga, Angka Korban Terus Naik
Gempa Dahsyat Jepang 7,5 Munculkan Tsunami 70 Sentimeter dan Kerusakan Jalan
Badan Meteorologi Jepang menyatakan pusat gempa berada di lepas pantai Aomori pada kedalaman sekitar 37–54 km. Gelombang tsunami tertinggi mencapai 70 sentimeter. Perdana Menteri Sanae Takaichi menyebutkan 30 orang terluka, termasuk satu korban luka berat di Hokkaido.
Rekaman warga menunjukkan kerusakan signifikan seperti retakan besar di jalan, kaca berhamburan, serta satu mobil terperosok akibat pergeseran tanah.
“Gempa ini sesuatu yang belum pernah kami alami sebelumnya. Durasinya mungkin sekitar 20 detik,” kata Daiki Shimohata, warga Hashikami.
Ribuan Warga Mengungsi, Listrik Sempat Padam
Sekitar 28 ribu warga diminta meninggalkan rumah untuk sementara. Beberapa tempat pengungsian dilaporkan penuh, sementara suhu berada di dekat titik beku, menyulitkan lansia dan anak-anak.
Lebih dari 2.700 rumah di Aomori sempat mengalami pemadaman listrik, namun sebagian besar berhasil dipulihkan dalam beberapa jam. Hanya puluhan rumah yang masih terdampak hingga Selasa pagi.
Layanan kereta cepat Shinkansen juga sempat dihentikan untuk pemeriksaan rel.
Gempa Dahsyat Jepang dan Analisis BMKG Soal Dampaknya ke Indonesia
BMKG Indonesia memastikan gempa ini tidak berdampak tsunami bagi Tanah Air.
“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Pasifik dan Lempeng Okhotsk,” jelas Daryono.
Ia menegaskan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir, namun tetap mengikuti informasi resmi.
“Hasil analisis BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia,” ucapnya.
BMKG mencatat satu gempa susulan berkekuatan M5,5.
Pemerintah Aktifkan Pusat Krisis Nasional
Pemerintah Jepang mengaktifkan pusat manajemen krisis segera setelah gempa terjadi pukul 23.15 waktu setempat.
“Berdasarkan instruksi dari perdana menteri, kami mengerahkan seluruh sumber daya untuk menilai kerusakan, melakukan operasi pencarian dan penyelamatan, serta menerapkan langkah-langkah tanggap darurat bencana dengan mengutamakan keselamatan jiwa manusia,” ujar juru bicara pemerintah.
Tsunami setinggi 20–70 sentimeter tercatat di pelabuhan-pelabuhan Aomori, Hokkaido, dan Iwate. Peringatan tsunami kemudian diturunkan menjadi kewaspadaan sebelum dicabut sepenuhnya pada Selasa pagi.
WNI Aman dari Gempa Jepang, Imbauan Tetap Dikeluarkan
Kementerian Luar Negeri menyatakan belum ada laporan WNI menjadi korban. Sekitar 969 WNI di Prefektur Aomori diminta tetap waspada terhadap gempa susulan.
WNI juga diimbau mempelajari rute evakuasi, menyiapkan tas darurat, dan memastikan dokumen penting mudah dijangkau. Hotline darurat KBRI Tokyo dan KJRI Osaka diaktifkan.
Peringatan Mega Gempa Dikeluarkan JMA
Meski tsunami telah dicabut, pejabat JMA mengingatkan potensi gempa susulan dengan magnitudo besar.
“Berdasarkan catatan gempa bumi yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia, terdapat kemungkinan bahwa gempa berskala besar—bermagnitudo 8 atau lebih—dapat muncul sebagai gempa susulan,” ujar Morikubo Tsukasa.
Masyarakat diimbau mengamankan furnitur, menyiapkan logistik, dan menjauhi pesisir bila peringatan evakuasi dikeluarkan mendadak.
