RADAR69.ID – Jakarta, Seorang pria yang diduga sebagai pemerkosa difabel di Gowa tewas setelah dianiaya massa dan diseret sejauh beberapa kilometer di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Rabu (3/12/2025). Peristiwa ini terjadi setelah warga memburu pria bernama Ali (32/47, sesuai keterangan berbeda) yang disebut mencuri, menganiaya, dan memperkosa seorang perempuan difabel. Aksi warga terhadap pemerkosa difabel di Gowa tersebut memicu perhatian luas karena dilakukan secara brutal di jalan raya.
Baca Juga: Darurat! Kebakaran Kapal Muara Baru Hanguskan Dua Kapal dan Kobarkan Api Tinggi
Pemerkosa Difabel di Gowa Diburu Empat Hari sebelum Ditangkap Massa
Menurut aparat wilayah, Ali sebelumnya diduga mencuri laptop, lalu memerkosa dan menganiaya seorang gadis difabel yang masih memiliki hubungan keluarga.
“Berdasarkan informasi yang kami terima, sebelum meninggal almarhum sempat mencuri laptop… Keesokan harinya dia memerkosa dan menganiaya seorang gadis difabel,” ujar Lurah Cikoro Muklis.
Setelah kejadian, Ali melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran warga. Beberapa saksi menyebut ia sempat bersembunyi dua hari di rumah warga dan dua hari berikutnya di kawasan hutan hingga kelaparan dan keluar dari persembunyian. Ketika ditemukan, ia langsung menjadi sasaran amuk massa.
Pelaku Diikat, Dianiaya, dan Diseret Berkilometer
Aksi warga terhadap pemerkosa difabel di Gowa terekam dalam video yang kini viral. Warga mengikat Ali dengan bambu, mengaraknya, kemudian menyeret jasadnya menggunakan sepeda motor dari Desa Rappoala menuju Cikoro.
“Yang saya tahu almarhum sudah meninggal lalu diseret ke Cikoro,” kata Muklis.
Kepala Desa Rappolemba, Husair, menyebut warga geger melihat jasad terseret sejauh sekitar lima kilometer. Sejumlah warga bahkan sempat mengunggah rekaman kejadian ke media sosial.
Pemerkosa Difabel di Gowa Disebut Residivis dan Pelaku Berulang
Kapolres Gowa AKBP Muhammad Aldy Sulaiman menyatakan bahwa Ali merupakan residivis yang baru 15 hari bebas dari lembaga pemasyarakatan dan kembali melakukan tindak kriminal.
“Korban ini residivis yang meresahkan. Baru bebas, dia kembali melakukan pencurian dan kekerasan seksual di dua lokasi sekaligus,” tegas Aldy.
Warga juga mengaku sudah lama menolak keberadaan Ali karena banyak kasus sebelumnya. Seorang warga, Alam, berkata:
“Dia sudah terlalu meresahkan… sudah berkali-kali dipenjara. Warga di sini sudah tidak mau dia kembali.”
Kemarahan warga memuncak karena korban pemerkosaan adalah perempuan difabel yang tidak dapat melawan.
Keluarga Pelaku Ikhlas, tetapi Menolak Cara Kematian Pelaku
Camat Tompobulu, Akbar Tala, mengungkapkan keluarga pelaku menerima kabar kematian Ali meski keberatan dengan cara warga menghukum.
“Yang tidak bisa diterima keluarganya caranya membunuh,” ujarnya.
Namun keluarga juga meminta maaf atas perilaku almarhum semasa hidup.
Jenazah dimakamkan secara layak dengan pendampingan polisi dan pemerintah setempat.
Kondisi Korban Difabel Masih Dalam Pemulihan
Korban pemerkosaan yang berkebutuhan khusus masih dirawat setelah mengalami luka berat akibat penganiayaan.
“Memang parah sekali… sampai matanya itu tidak bisa terbuka, bengkak,” kata Akbar.
Korban kini mulai membaik dan akan dipulangkan untuk melanjutkan pemulihan.
Polisi Amankan Wilayah
Pihak kepolisian mengerahkan ratusan personel untuk menjaga wilayah Tompobulu mencegah konflik susulan. Upaya evakuasi jasad pelaku sebelumnya sempat terhambat karena ribuan warga memblokade jalan.
“Situasi saat ini dalam keadaan kondusif… Kami juga telah melakukan olah TKP dan wawancara ke sejumlah orang,” terang Aldy.
Polisi menegaskan proses hukum atas pengeroyokan tetap berjalan meskipun pelaku kejahatan sudah meninggal.
