RADAR69.ID – Jakarta, Bencana longsor Cilacap di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terus ditangani dengan dukungan penuh BMKG yang mengerahkan data cuaca, analisis atmosfer, serta Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna menekan potensi hujan lebat yang dapat menghambat pencarian korban dan memicu longsor susulan.
Upaya Mitigasi Longsor Cilacap Melalui Operasi Modifikasi Cuaca
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, meninjau lokasi bersama Mendagri Tito Karnavian sebagai tindak lanjut instruksi Presiden. Ia menjelaskan, OMC dilakukan sejak 16–22 November dengan basis operasi di Bandara Husein Sastranegara menggunakan dua pesawat untuk mengurangi intensitas hujan di Cilacap, Banjarnegara, dan wilayah Jawa bagian selatan.
“Tujuan OMC ini adalah untuk mengurangi intensitas hujan… Kami menargetkan redistribusi curah hujan dengan pengurangan intensitas sebesar 30 hingga 50 persen,” kata Faisal.
OMC dijalankan sebagai langkah preventif, mengalihkan hujan sebelum mencapai kawasan rawan agar risiko longsor berulang bisa ditekan. BMKG juga menyediakan peringatan dini dan analisis cuaca harian sebagai dasar keputusan operasi SAR.
Peringatan dan Respons Pemerintah terkait Longsor Cilacap
Mendagri Tito Karnavian menyebut Indonesia diprediksi menghadapi curah hujan tinggi hingga Februari 2026.
“BMKG kemarin sudah rapat secara nasional; di wilayah Sumatera Selatan, seluruh Jawa, Bali, NTB, NTT, hingga Papua Selatan sampai Februari 2026 curah hujannya tinggi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kepadatan penduduk dan topografi pegunungan menjadikan daerah seperti Cilacap dan Banjarnegara sangat rentan terhadap longsor, sehingga mitigasi jangka panjang mutlak dilakukan, termasuk kemungkinan relokasi warga di titik berisiko.
Pemerintah pusat mendorong inventarisasi titik rawan, kesiapsiagaan daerah, serta koordinasi lintas lembaga bersama BNPB, Kemensos, PUPR, TNI–Polri, dan pemerintah daerah.
Penemuan Korban Baru
Pada hari ketujuh, tim SAR menemukan dua jenazah dari balik timbunan material longsor. Data terbaru menunjukkan 20 korban meninggal, 23 orang selamat, dan tiga orang masih dicari.
Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhammad Abdullah, menyampaikan bahwa operasi diperpanjang tiga hari atas permintaan keluarga korban dan pertimbangan kemanusiaan.
“Keluarga berharap operasi dilanjutkan. Atas dasar kemanusiaan, operasi SAR resmi diperpanjang tiga hari,” katanya.
Dua korban yang ditemukan hari itu adalah:
Nina Puspita (44) – ditemukan pukul 11.03 WIB di Worksite B-1
Januar Kian Abdilah (15) – ditemukan pukul 12.22 WIB di Worksite B-2
Worksite B-2 dinyatakan bersih setelah penemuan tersebut.
Operasi SAR Masuk Hari Kedelapan
Operasi pencarian korban kembali dilanjutkan dengan apel dan doa bersama yang dipimpin Kepala Basarnas RI Marsdya TNI Mohammad Syafii. Doa tersebut dipimpin pemuka agama setempat.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, mengatakan,
“Kami berharap dapat segera mengevakuasi seluruh korban yang tersisa.”
Tim SAR membagi area pencarian pada beberapa titik prioritas di worksite A-1 dan B-1. Hingga hari kedelapan, total 20 korban ditemukan meninggal, sementara tiga warga masih dalam pencarian intensif.
Fokus Lanjutan Operasi SAR
Operasi berikutnya dipusatkan pada:
Worksite A-1 → 1 korban masih dicari (Maysarah Salsabila, 14)
Worksite B-1 → 2 korban masih hilang (Vani Hayati Lanjarsari, 12 & Fatin Ayu Rengganis, 2)
Pencarian menggunakan alat berat, anjing pelacak, drone pemetaan risiko longsor, alkon, dan peralatan ekstrikasi. Beberapa area yang sulit dijangkau dikerjakan manual karena tanah sangat gembur.
Longsor pada 13 November itu merusak 12 rumah, mengancam 16 rumah lainnya, dan menyebabkan puluhan keluarga mengungsi. Pemerintah memastikan dukungan logistik, tenaga kesehatan, dapur umum, hingga pengajuan kajian gerakan tanah ke lembaga geologi.
