RADAR69.ID – Jakarta, Jumlah korban banjir Sumatera terus meningkat dan kini mencapai 604 jiwa per Senin (1/12/2025) malam. BNPB memperbarui data secara berkala melalui Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan, mencakup jumlah korban meninggal, hilang, luka-luka, hingga warga terdampak yang mencapai lebih dari satu juta jiwa.
Baca Juga: Tragis! Longsor Tapanuli Selatan Renggut Banyak Korban Jiwa
BNPB Perbarui Data Korban Banjir Sumatera Secara Berkala
Data terbaru menunjukkan korban banjir Sumatera tercatat sebagai berikut:
- Korban meninggal: 604 jiwa
- Korban hilang: 464 jiwa
- Korban luka: 2.600 orang
- Warga terdampak: 1,5 juta orang
- Pengungsi: 570 ribu orang
Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa angka yang ditampilkan merupakan pembaruan terkini.
“Data yang tampil data ter-update,” ujarnya.
Tiga provinsi paling terdampak adalah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Kerusakan infrastruktur juga cukup parah, dengan ribuan rumah rusak dan ratusan fasilitas publik tidak dapat digunakan.
Rincian Sebaran Korban Banjir di Aceh, Sumbar, dan Sumut
Sebaran korban banjir per provinsi:
Aceh
- 156 meninggal
- 181 hilang
- 1.800 luka-luka
- Pengungsi mencapai puluhan ribu kepala keluarga
- Terdampak di 11 kabupaten/kota seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara hingga Gayo Lues
“Aceh korban jiwa meninggal dunia menjadi 96, hilang 75 jiwa. Ini ada di 11 kabupaten/kota,” ujar Kepala BNPB dalam laporan sebelumnya.
Akses darat banyak yang terputus total, terutama jalur lintas provinsi hingga jembatan penghubung antar kabupaten.
Sumatera Barat
- 165 meninggal
- 114 hilang
- 112 terluka
- Pengungsi mencapai 77.918 jiwa
Korban tersebar di Kota Padang, Agam, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok, Pasaman, hingga Kota Solok.
Sejumlah akses vital terputus, seperti ruas Koto Mambang–Balingka dan Padang Panjang–Sicincin. Pengiriman logistik dilakukan melalui jalur darat dan udara agar bantuan bisa menjangkau daerah terisolasi.
Sumatera Utara
- 283 meninggal
- 169 hilang
- 613 terluka
Korban tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Mandailing Natal, Pakpak Barat, hingga Nias. Banyak wilayah masih terisolasi karena jalan nasional dan jembatan terputus.
BNPB mencatat lebih dari 12 ribu warga di Tapanuli Utara masih sulit dijangkau karena kerusakan infrastruktur parah.
Operasi SAR untuk Korban Banjir Sumatera Diperkuat Helikopter dan Pesawat
Tim gabungan BNPB, TNI/Polri, Basarnas, dan relawan terus mempercepat evakuasi dan pencarian korban banjir Sumatera. Presiden mengirim tambahan alat komunikasi, tenda, perahu karet, logistik pangan, hingga genset ke sejumlah provinsi terdampak.
Operasi udara dengan helikopter BNPB dan TNI difokuskan pada wilayah yang terputus total seperti:
- Mandailing Natal
- Gayo Lues
- Tapanuli Tengah
- Beberapa desa di kawasan pegunungan
Sebagian sorti udara ditujukan khusus untuk pengiriman sembako, BBM, dan perangkat komunikasi berbasis satelit di daerah tanpa jaringan.
Rumah Rusak dan Infrastruktur Hancur Akibat Banjir Sumatera
Kerusakan infrastruktur pada bencana kali ini cukup masif:
- 3.500 rumah rusak berat
- 4.100 rumah rusak sedang
- 20.500 rumah rusak ringan
- 271 jembatan rusak
- 282 fasilitas pendidikan rusak
Akses jalan nasional di berbagai titik terputus sehingga distribusi logistik harus melalui udara atau jalur laut.
Desakan Penetapan Status Darurat Nasional
Melihat skala bencana dan jumlah korban banjir Sumatera yang terus melonjak, sejumlah kelompok masyarakat sipil di Aceh dan Sumatera Barat mendesak pemerintah pusat untuk menetapkan status darurat bencana nasional. Mereka menilai kemampuan pemerintah daerah sudah tidak cukup untuk menangani dampak bencana yang begitu luas.
BNPB, TNI/Polri, Basarnas, pemerintah daerah, dan relawan internasional terus memperluas operasi pencarian, pemulihan akses, dan distribusi bantuan. Data lanjutan dari BNPB akan diperbarui secara berkala.
