
RADAR69.ID – Jakarta, Kasus siswa Bandung Barat keracunan MBG terus bertambah hingga mencapai 345 orang. Para korban terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMK di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Insiden ini bermula pada Selasa (14/10/2025) setelah para siswa menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kordinator Lapangan Posko Penanganan Keracunan SMPN 1 Cisarua, Aep Kunaefi, menyebut jumlah korban meningkat signifikan dalam dua hari.
“Sampai jam 11.15 tadi, data terakhir kami mencatat ada 345 korban,” katanya.
Gelombang pertama keracunan dialami siswa SMP Negeri 1 Cisarua, kemudian disusul siswa SD Negeri 1 Garuda dan SMK Negeri 1 Cisarua. Gejala yang muncul antara lain mual, muntah, pusing, dan lemas.
“Untuk korban keseluruhan itu ada dari SD, SMP, SMK. Tapi untuk saat ini, yang hari ini, itu hanya SD sama SMK. Kalau yang kemarin tuh terkonsentrasi di anak SMP,” tambah Aep.
Baca Juga: Pabrik Mil dan Styrofoam di Tabanan Terbakar Hebat, Api Cepat Menyambar Bangunan
Penanganan Darurat Siswa Bandung Barat yang Keracunan MBG
Sekolah SMPN 1 Cisarua membuka sembilan ruang kelas untuk dijadikan tempat penanganan sementara bagi korban yang terus berdatangan. Ambulans dari berbagai wilayah hilir mudik mengantar pasien ke rumah sakit rujukan seperti RSUD Lembang, RSUD Cibabat, dan RS Dustira.
Guru SMPN 1 Cisarua, Fakhmi Nurdiansyah, mengatakan bahwa ratusan siswa telah ditangani sejak hari pertama kejadian.
“Sampai tadi malam, untuk kasus yang dialami siswa SMPN 1 Cisarua ada 182 orang. Tidak ada penambahan lagi, tapi masih ada beberapa yang dirawat di rumah sakit rujukan,” jelasnya.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, turut turun tangan mengoordinasikan penanganan di lapangan. Ia memastikan seluruh pasien mendapatkan perawatan maksimal dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat.
“Saya perintahkan Dinas Kesehatan siaga, penanganan dipusatkan di sekolah. Sebagian ada yang dirujuk ke RSUD Lembang, ke RSUD Cibabat, ada yang ditangani di posko sekolah kalau gejalanya ringan,” ujar Jeje.
Kronologi dan Dugaan Awal Penyebab
Menurut laporan, menu MBG yang disantap pada pagi hari berisi tahu, ayam kecap, sayur, dan buah melon. Beberapa siswa mengaku mencium bau tidak sedap dari makanan tersebut sebelum mengonsumsinya.
“Saya makan sekitar jam 10-an, menunya tahu, melon, ayam kecap, sama sayur. Tapi ayamnya bau bangkai, hanyir gitu. Setelah makan, saya muntah dua kali,” kata DO (15), salah satu siswi korban keracunan.
Setelah menyantap makanan itu, DO mengalami gejala seperti mual, pusing, dan sesak napas. “Kerasa mual, pusing, terus kayak engap (sesak napas),” tambahnya.
Kakak DO berharap program makan gratis dihentikan sementara hingga penyebab pasti diketahui.
“Paling disetop aja dulu, soalnya takut kejadian lagi,” ujarnya.
Pemerintah Lakukan Evaluasi Program MBG
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi penyebab siswa Bandung Barat keracunan MBG diketahui disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Yayasan Tarbiyatul Quran Cisarua. Lembaga tersebut mendistribusikan sekitar 3.600 porsi makanan ke beberapa sekolah di wilayah tersebut.
“Total SPPG itu menyalurkan 3.600-an porsi, untuk SMP Cisarua saja 1.300-an porsi. Sisanya ke sekolah lain. Sampai saat ini belum ada laporan kasus keracunan di sekolah lain selain SMP 1 Cisarua ini. Tetap kita pantau,” jelas Jeje Ritchie.
Hingga Rabu malam, petugas Dinas Kesehatan bersama BPBD dan Puskesmas masih melakukan investigasi terhadap sampel makanan untuk memastikan penyebab pasti keracunan massal ini. Pemerintah juga menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengadaan dan distribusi MBG.
Bupati Jeje menyebut pihaknya siap mengambil langkah tegas jika ditemukan kelalaian dalam penanganan makanan. Ia memastikan keselamatan siswa menjadi prioritas utama pemerintah daerah.
Kasus siswa Bandung Barat keracunan MBG kini menjadi perhatian publik dan memicu dorongan agar program makanan gratis lebih diawasi ketat, baik dari sisi penyimpanan, distribusi, maupun higienitas penyajian.