RADAR69.ID – Jakarta, Netanyahu tolak negara Palestina kembali ditegaskan secara terbuka oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancara dan rapat kabinet terbaru.
Di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk solusi dua negara, posisi Israel tetap tidak berubah. Upaya normalisasi dengan Arab Saudi juga tidak mengubah sikap pemerintah. Netanyahu menegaskan bahwa pendirian negara Palestina tidak akan masuk dalam agenda pemerintahannya.
Netanyahu mengatakan, “Negara Palestina tidak ada dalam pembahasan bagi saya, bahkan dalam konteks upaya menuju normalisasi dengan Arab Saudi.” Ia juga menegaskan bahwa “apa yang dikatakan secara publik tidak selalu mencerminkan apa yang terjadi dalam perundingan tertutup.”
Baca Juga: Kasus Penculikan Bilqis Ungkap Sindikat Perdagangan Anak di Empat Provinsi
Upaya Normalisasi dengan Saudi Tetap Buntu: Netanyahu Tolak Negara Palestina
Meski ada dorongan diplomatik agar Israel membuka hubungan resmi dengan Arab Saudi, Netanyahu menyatakan penolakannya tetap absolut. Ia berpendapat bahwa pendirian negara Palestina hanya akan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional Israel.
Dalam satu kesempatan, ia kembali menegaskan, “Tidak akan ada negara Palestina. Sesederhana itu, itu adalah ancaman nyata bagi Israel.”
Netanyahu bahkan menyebut bahwa normalisasi dengan Saudi bisa saja terjadi tanpa syarat pembentukan negara Palestina, tetapi jika tidak terwujud, Israel tetap akan “melindungi kepentingan vitalnya.”
Respons Saudi dan Peta Politik Kawasan
Di sisi lain, Arab Saudi menegaskan bahwa normalisasi dengan Israel hanya dapat terjadi jika ada mekanisme yang menjamin solusi dua negara.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya berkata, “Kami ingin bergabung dengan Abraham Accords … dalam sebuah proses yang memastikan solusi dua negara dan perdamaian antara Palestina dan Israel.”
Kontak informal antara Israel dan Saudi disebut tetap berjalan. Namun posisi Riyadh tidak berubah. Tanpa komitmen pembentukan negara Palestina, normalisasi tidak akan dilakukan.
Tekanan di Dalam Negeri Saat Netanyahu Tolak Negara Palestina
Penolakan Netanyahu terhadap solusi dua negara juga didorong oleh tekanan internal dari para menteri garis keras dalam koalisi pemerintahannya.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mendesak agar pemerintah mengirim sinyal tegas, sementara Menteri Pertahanan Israel Katz menulis bahwa “kebijakan Israel jelas: tidak akan ada negara Palestina.”
Menteri Luar Negeri Gideon Saar bahkan menegaskan bahwa Israel tidak akan menerima “negara teror Palestina di jantung Tanah Israel,” dan Itamar Ben Gvir menyebut identitas Palestina sebagai “penemuan.”
Rencana Perdamaian Internasional Mandek
Sejumlah negara Barat terus mendorong proses perdamaian Gaza yang mencakup jalan menuju kemerdekaan Palestina. Namun, sikap Netanyahu tolak negara Palestina membuat proses tersebut berjalan di tempat.
Israel juga menolak rancangan resolusi perdamaian terbaru yang dianggap membuka peluang berdirinya negara Palestina. Netanyahu menegaskan bahwa ia telah “menggagalkan berbagai upaya menuju negara Palestina selama bertahun-tahun” dan tidak akan mengubah posisinya karena tekanan internasional.
Dalam situasi perang Gaza yang masih berlangsung dan meningkatnya pengakuan negara Palestina di berbagai negara, Israel justru memperkeras posisinya.
