RADAR69.ID – Jakarta, Bencana banjir bandang di Tapanuli melanda kawasan pantai barat Sumatera Utara dan berdampak pada Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan, hingga Mandailing Natal. Hujan deras berhari-hari menyebabkan banjir, banjir bandang, dan longsor yang menutup jalan serta memutus akses komunikasi di sejumlah wilayah.
Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu menyebut empat warga meninggal akibat longsor yang menimpa rumah di Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis. Ribuan rumah di banyak kecamatan juga terendam, sementara arus deras dari sungai membawa material kayu hingga menghantam permukiman.
Baca Juga: Wanita Terikat di Pemalang Tewas, Polisi Selidiki Motifnya
Situasi Darurat Akibat Banjir Bandang di Tapanuli
Masinton mengatakan banjir bandang masih terjadi dan sejumlah titik terdampak secara bersamaan oleh banjir, banjir bandang, dan longsor.
“Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah… mengakibatkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor di berbagai titik lokasi Kabupaten Tapanuli Tengah,” ujarnya.
Video warga memperlihatkan arus banjir setinggi atap rumah, material pohon terbawa hanyut, serta jalan-jalan tergenang hingga kendaraan sulit melintas. Di beberapa kecamatan, air masuk ke rumah sejak pagi dan meningkat karena sungai tidak mampu menahan debit air.
Pemerintah daerah bersama Basarnas, TNI, dan Polri telah mengevakuasi warga ke lokasi aman serta menyiapkan dapur umum dan layanan kesehatan.
Korban dan Kerusakan
Longsor di Sitahuis menyebabkan empat orang meninggal dunia, sementara ratusan keluarga harus mengungsi di beberapa kecamatan. Selain itu, banjir juga merendam wilayah Pandan, Sarudik, Barus, Kolang, Lumut, dan Tukka.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana mencatat 1.902 keluarga terdampak di Tapanuli Tengah yang tersebar di tujuh kecamatan. Kecamatan Kolang menjadi wilayah paling parah, diikuti Sarudik dan Pandan. Data ini masih bersifat sementara karena tim terus melakukan pendataan di lapangan.
Masinton menyebut sinyal dan listrik ikut terganggu sehingga koordinasi sempat terhambat dalam tahap awal evakuasi. Beberapa keluarga telah dipindahkan ke gereja atau hunian sementara.
Banjir Bandang di Tapanuli Selatan dan Dampak Meluas
Selain Tapanuli Tengah, banjir bandang di Tapanuli juga menerjang Tapanuli Selatan, termasuk Desa Garoga di Kecamatan Batang Toru. Dalam video warga, banjir menghanyutkan material kayu dan merendam rumah hingga ke bagian atap. Beberapa rumah dilaporkan rusak terbawa arus.
Di Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur, banjir meluap lebih dari satu meter sehingga evakuasi harus menggunakan perahu.
“Ketinggian air lebih dari satu meter dan harus menggunakan perahu dengan penerangan senter,” kata Kepala Desa Hasian Harahap.
BPBD Tapanuli Selatan mengirim perahu karet dan personel untuk mengevakuasi warga. Longsor juga terjadi di beberapa wilayah seperti Sipirok, Angkola Barat, dan Angkola Sangkunur, menyebabkan akses utama Padangsidimpuan–Sibolga lumpuh.
Pemerintah Provinsi Pantau Banjir Bandang di Tapanuli
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengatakan ia telah menerima laporan banjir dan longsor di sejumlah kabupaten.
“Sudah mendapat laporan tadi, ada sejumlah daerah, salah satunya Tapsel,” ujarnya.
Di Kota Sibolga, empat kecamatan terendam banjir dengan ketinggian 30–50 cm, namun tidak ada korban jiwa. BPBD masih memantau curah hujan dan mengevakuasi warga dari lokasi rawan.
Tim gabungan provinsi terus melakukan asesmen dan memastikan logistik tersedia untuk pengungsi. Pemerintah mengimbau masyarakat di sepanjang aliran sungai dan lereng bukit untuk tetap waspada karena hujan diprediksi masih berlangsung.
Peringatan Cuaca Ekstrem dan Ancaman Bencana Susulan
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem di pantai barat Sumatera Utara pada November hingga Desember. Hujan intensitas tinggi sejak 17–22 November menjadi pemicu utama banjir dan longsor yang kini meluas ke tujuh kabupaten/kota.
BPBD mengingatkan bahwa wilayah sepanjang sungai dan kaki bukit berpotensi mengalami banjir bandang susulan, terutama jika hujan dengan pola serupa masih berlanjut. Hingga laporan ini diturunkan, proses evakuasi, distribusi bantuan, dan asesmen kerusakan masih berlangsung.
