RADAR69.ID – Jakarta, Jumlah korban tewas akibat longsor Tapanuli Utara kembali bertambah setelah tujuh jenazah ditemukan oleh tim pencarian. Total korban meninggal kini mencapai 30 orang, sementara 19 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Identitas enam korban dewasa—Sugiono, Raden Sihombing, Herbin Hutabarat, Marni Simanullang, Bungkirno Manalu, dan Lasbutet Sinaga—berhasil dikonfirmasi, bersama satu korban balita berusia tiga tahun yang merupakan anak dari Bungkirno Manalu. Hingga kini, Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian lanjutan.
Baca Juga: Darurat! Banjir Bireuen Aceh Putuskan Jalan Nasional Total
Operasi Pencarian Longsor Tapanuli Utara Terus Diperluas
Bencana longsor Tapanuli Utara dipicu hujan intens selama beberapa hari, menimbulkan banjir besar dan material longsoran yang menutupi setidaknya 17 titik di Jalan Lintas Sumatera Tarutung–Sibolga–Tapanuli Tengah. Selain area permukiman, longsor juga menerjang lokasi Proyek PLTM di Kecamatan Aek Sibundong.
Pada Sabtu, satu korban bernama Anggiat Sahat Manalu ditemukan “tak jauh dari lokasi dan berada di bawah bangunan yang runtuh”. Masih ada dua pekerja lain yang hilang di area tersebut. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI–Polri, BPBD, pemerintah daerah, dan unsur PLTM terus melanjutkan pencarian dengan memperhatikan risiko pergerakan tanah di lereng.
Pembukaan Akses dan Respons Darurat
Kodam I Bukit Barisan mengerahkan personel untuk membuka akses jalan Tapanuli Utara menuju Tapanuli Tengah. Panglima Kodam, Mayjen Rio Firdianto, menjelaskan:
“Hari ini sedang mengerjakan pembukaan jalan dari rute Tapanuli Utara menuju Tapanuli Tengah, sudah terbuka kurang lebih 30 Km.”
Ia menyebut titik paling rawan berada di Desa Silangit, di mana enam korban jiwa ditemukan tertimbun. Tim gabungan juga mencatat terdapat 28 titik longsor, dan 15 di antaranya sudah dibersihkan, sementara 11 titik lain masih sangat parah karena badan jalan putus total.
TNI juga telah membangun 10 dapur darurat bagi warga terdampak, dan bantuan logistik sedang didistribusikan ke titik-titik pengungsian melalui jalur darat maupun udara. Selain itu, bantuan berupa 80 ton beras dan paket sembako juga mulai disalurkan.
Situasi Pengungsi dan Penanganan Lanjutan Longsor Tapanuli Utara
Pemerintah daerah mengevakuasi warga dari lokasi berisiko ke daerah perbukitan. Banyak warga sementara tinggal di gereja, masjid, sekolah, dan rumah keluarga. Di setiap titik pengungsian telah disiapkan dapur umum. Namun permintaan bantuan masih tinggi, terutama kebutuhan pokok seperti beras, ikan, minyak goreng, tenda, dan kasur.
“Kondisi sekarang masyarakat yang diungsikan semuanya itu ada di pegunungan… mereka minta ada beras, ikan, kemudian minyak goreng,” ujar pimpinan daerah.
Sementara itu, akses utama dari Tapanuli menuju Sibolga masih tertutup longsor. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan:
“Ini sekarang yang masih belum tembus… praktis hampir 50 km yang tertutup.”
Ia menjelaskan bahwa proses pembukaan jalan diperkirakan memerlukan 3–4 hari sebelum kendaraan bisa melintas kembali. Banyak pengendara saat ini terjebak di tengah jalur dan tidak dapat bergerak mundur maupun maju.
“Hari ini pasukan Kodim, ada 50 orang prajurit muda menggunakan ransel membawa logistik dia mendatangi para pejalan-pejalan yang terjebak,” ujar Suharyanto.
Pemulihan Infrastruktur dan Dukungan Energi
PLN bergerak cepat memulihkan jaringan kelistrikan di wilayah terdampak longsor Tapanuli Utara. Wakil Bupati mengapresiasi langkah tersebut:
“Kami lihat teman-teman PLN sudah bekerja sungguh-sungguh sekali memberikan semua usahanya.”
Selain pemulihan listrik, PLN juga menyalurkan bantuan sembako, perlengkapan dapur umum, serta dukungan logistik bagi pengungsi. Ambulans dan tandu dikerahkan melalui kolaborasi dengan Yayasan Baitul Maal PLN, membantu evakuasi di area yang masih sulit dijangkau.
PLN memastikan koordinasi terus berlangsung dengan pemerintah daerah dan BPBD untuk memetakan kebutuhan warga secara berkelanjutan.
Kesimpulan Sementara Longsor Tapanuli Utara
- 30 orang meninggal,
- 19 orang hilang,
- Ratusan warga masih mengungsi,
- 28 titik longsor ditemukan,
- Sebagian besar jalur antarwilayah masih lumpuh,
- Operasi pencarian, pembukaan akses, dan distribusi bantuan terus berjalan.
Situasi di Tapanuli Utara masih sangat dinamis, dan seluruh unsur pemerintah serta relawan bekerja siang malam untuk membuka akses dan menyelamatkan korban.
