RADAR69.ID – Jakarta, Gedung asrama putra Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah di Bireuen ambruk ke sungai akibat longsor pada Rabu malam, menambah daftar pesantren ambruk di Aceh di tengah cuaca ekstrem sepekan terakhir. Beruntung, seluruh santri sudah lebih dulu diungsikan sehingga tidak ada korban jiwa.
“Alhamdulillah, tidak ada korban, karena santri sudah diungsikan dari semalam ke masjid pesantren, Allah Mahakuasa,” ujar Pembina Dayah, Tgk Adli Abdullah.
Asrama dua lantai tersebut berada tepat di tepi sungai yang arusnya meningkat tajam akibat hujan berkepanjangan. Kondisi tanah yang terkikis membuat bangunan kehilangan pondasi hingga akhirnya runtuh ke badan sungai.
Baca Juga: Viral! Tumbler Hilang di KRL, Pegawai KAI Diduga Dipecat
Pesantren Ambruk di Aceh: Kerusakan Parah
Menurut Adli Abdullah, bangunan runtuh setelah pengaman tebing sungai tidak mampu menahan erosi kuat. Lapisan batu gajah yang dipasang sebagai pelindung tebing dinilai tidak sesuai standar sehingga mudah jebol dan menyapu pondasi asrama.
“Longsor disebabkan batu gajah yang dipasang (pengaman tebing sungai) tidak sesuai,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa pengaman tebing tersebut pernah terseret banjir bandang beberapa tahun lalu. Proyek pembangunan yang dinilai bermasalah itu sudah pernah melalui proses hukum. Kerugian akibat runtuhnya asrama diperkirakan lebih dari Rp 6 miliar.
Santri Dievakuasi Pasca Pesantren Ambruk di Aceh
Sebanyak 329 santri penghuni asrama kini mengungsi ke masjid dayah. Mereka sudah diamankan sebelum struktur bangunan runtuh total. Meski selamat, sebagian besar kehilangan pakaian, perlengkapan tidur, hingga kebutuhan harian karena gedung kini hanya menyisakan reruntuhan di bibir sungai.
“Kita butuh dapur darurat dan pakaian pengganti bagi santri yang menghuni asrama ini mencapai 329 orang,” ungkap Adli Abdullah.
Cuaca ekstrem yang memicu pesantren ambruk di Aceh juga menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah wilayah. Beberapa ruas jalan lintas antar kabupaten terputus diterjang banjir, termasuk jalur menuju Aceh Singkil dan jalan Medan–Aceh di Aceh Utara yang masih terendam hingga satu meter. Sejumlah jembatan di jalur utama Sumatra juga dilaporkan retak dan ambruk.
Deretan Dampak Luas
Insiden ini menambah panjang daftar bencana di Aceh dalam sepekan terakhir. Setidaknya sembilan kabupaten terdampak banjir, longsor, serta kerusakan fasilitas publik akibat debit sungai yang meluap.
Selain merobohkan asrama Dayah Najmul Hidayah, derasnya air juga menggerus badan jalan antar kabupaten, menenggelamkan jalur nasional di Langsa, Aceh Timur, Bireuen, dan Aceh Singkil, serta memutus akses warga menuju layanan kesehatan dan distribusi logistik.
Sementara itu, kebutuhan darurat untuk ratusan santri masih dipenuhi secara swadaya sembari menunggu bantuan resmi dari pemerintah daerah. Pihak dayah berharap penanganan cepat dapat dilakukan agar kegiatan pendidikan kembali berjalan setelah kondisi membaik.
