RADAR69.ID – Jakarta, Peristiwa dua warga tewas tenggelam terjadi di tengah banjir besar yang melanda Kota Semarang selama hampir sepekan terakhir. Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, memastikan bahwa kedua korban meninggal akibat tenggelam saat banjir merendam wilayah mereka.
“Jadi kita ralat ya, yang betul itu dua (korban meninggal). Kalau yang satu itu meninggal bukan karena banjir, itu mungkin sedang ada banjir, tapi meninggalnya di rumah sakit karena sakit sudah tua, beda,” kata Endro, Selasa (28/10/2025).
Endro menambahkan, hingga sore hari, banjir masih merendam sejumlah wilayah di Kota Semarang akibat hujan deras sejak pagi. Sebelumnya, genangan air sempat menurun di beberapa titik seperti Kaligawe Raya, namun kembali naik karena curah hujan tinggi.
Baca Juga: Tragedi Laut Aegea! Kapal Pengungsi Tenggelam di Pantai Turki, 14 Orang Tewas
Dua Warga Tewas Tenggelam, Ribuan Keluarga Terdampak
Menurut data BPBD, dampak dua warga tewas tenggelam ini menjadi bagian dari bencana yang memengaruhi sekitar 21.125 kepala keluarga atau 63.450 jiwa. Hingga pukul 16.40 WIB, ada 24 kelurahan di lima kecamatan yang masih terendam banjir, di antaranya Gayamsari, Genuk, Pedurungan, Semarang Utara, dan Semarang Timur.
Ketinggian air di lokasi-lokasi tersebut bervariasi antara 10 hingga 80 sentimeter. Kawasan terparah tercatat di Kaligawe, Tambakrejo, dan Sawah Besar. “Per 16.40 WIB, ada 21.125 KK atau 63.450 jiwa terdampak. Jumlah pengungsi 15, korban meninggal 2,” jelas Endro.
BPBD Evakuasi Lansia dan Anak-Anak
Petugas BPBD Kota Semarang terus melakukan evakuasi di beberapa wilayah terdampak banjir. Hingga kini belum ada pengungsian massal. Namun, sejumlah warga lanjut usia dan anak-anak telah dievakuasi menggunakan perahu karet. Mereka dibawa dari kawasan Muktiharjo menuju lokasi yang lebih aman.
“Terutama ada beberapa lansia yang sakit, akhirnya dibantu diangkut dari rumahnya ke rumah sakit, Puskesmas,” ungkap Endro. Ia juga menyebut 27 unit pompa portabel sudah beroperasi di berbagai titik genangan, meskipun beberapa di antaranya mengalami hambatan di area dengan elevasi rendah seperti Kaligawe.
“Pompanya normal, hanya ada kendala 1-2 karena geografis. Saya katakan geografis sebagai contoh di Kaligawe, genangan yang ada di Jalan Raya itu elevasinya sama dengan saluran yang ada di Kaligawe. Jadi air tidak bisa ke mana-mana,” tuturnya.
Upaya Pemerintah dan Imbauan Pasca Dua Warga Tewas Tenggelam
Endro mengimbau warga agar tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan ikut membantu membersihkan saluran air setelah genangan surut. Ia menegaskan bahwa penyumbatan saluran menjadi salah satu penyebab banjir sulit surut.
“Nanti kalau akhirnya situasi sudah memungkinkan kering, kita mohon pengertian untuk pembersihan saluran-saluran lingkungan yang ada di sekitar rumah masing-masing,” katanya. “Karena evaluasi kemarin yang kita lihat itu memang banyak sumbatan saluran, temuan terakhir di Muktiharjo Kidul ada salah satu saluran yang memang sampai diuruk, ini yang menjadi keprihatinan.”
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan langkah darurat untuk menghadapi bencana. Salah satunya adalah rencana rekayasa cuaca guna mengurangi intensitas hujan di wilayah Semarang dan sekitarnya. Langkah ini diambil setelah hujan deras terjadi selama enam hari berturut-turut. Akibatnya, dua warga dilaporkan tewas tenggelam dan puluhan ribu orang lainnya terdampak banjir.
